Penyimpangan seksual sudah berkembang pesat dilungkungan masyarakat. berikut adalah cara untuk mencegah dan mengobati penyimpangan seksual
A.
Usaha-usaha pencegahan
1. Sikap dan pengertian orang tua
Pencegahan abnormalitas masturbasi
sesungguhnya bias secara optimal diperankan oleh orang tua. Sikap dan reaksi
yang tepat dari orang tua terhadap anaknya yang melakukan masturbasi sangat
penting. Di samping itu, orang tua perlu memperhatikan kesehatan umum dari anak-anaknya
juga kebersihan di sekitar daerah genitalia mereka. Orang tua perlu mengawasi
secara bijaksana hal-hal yang bersifat pornografis dan pornoaksi yang terpapar
pada anak.
Menekankan kebiasaan masturbasi sebagai sebuah dosa
dan pemberian hukuman hanya akan menyebabkan anak putus asa dan menghentikan
usaha untuk mencontohnya. Sedangkan pengawasan yang bersifat terang-terangan
akan menyebabkan sang anak lebih memusatkan perhatiannya pada kebiasaan ini;
dan kebiasaan ini bias jadi akan menetap. Orang tua perlu memberikan penjelasan
seksual secara jujur, sederhana dan terus terang kepada anaknya pada saat-saat
yang tepat berhubungan dengan perubahan-perubahan fisiologik seperti adanya
ereksi, mulai adanya haid dn fenomena sexual secunder lainnya.
Secara khusus, biasanya anak remaja melakukan
masturbasi jika punya kesempatan melakukannya. Kesempatan itulah sebenarnya
yang jadi persoalan utama. Agar tidak bermasturbasi, hendaklah dia (anak)
jangan diberi kesempatan untuk melakukannya. Kalau bisa, hilangkan kesempatan
itu. Masturbasi biasanya dilakukan di tempat-tempat yang sunyi, sepi dan
menyendiri. Maka, jangan biarkan anak untuk mendapatkan kesempatan menyepi
sendiri. Usahakan agar dia tidak seorang diri dan tidak kesepian. Beri dia
kesibukan dan pekerjaan menarik yang menyita seluruh perhatiannya, sehingga ia
tidak teringat untuk pergi ke tempat sunyi dan melakukan masturbasi.
Selain itu, menciptakan suasana rumah tangga yang
dapat mengangkat harga diri anak, hingga ia dapat merasakan harga dirinya.
Hindarkan anak dari melihat, mendengar dan membaca buku-buku dan gambar-gambar
porno. Suruhlah anak-anak berolah raga, khususnya olah raga bela diri, yang
akan menyalurkan kelebihan energi tubuhnya. Atau membiasakan mereka aktif dalam
organisasi kepemudaan dan keolahragaan.
2. Pendidikan seks
Sex education (pendidikan seks) sangat berguna dalam
mencegah remaja pada kebiasaan masturbasi. Pendidikan seks dimaksudkan sebagai
suatu proses yang seharusnya terus-menerus dilakukan sejak anak masih kecil.
Pada permulaan sekolah diberikan sex information dengan cara terintegrasi
dengan pelajaran-pelajaran lainnya, dimana diberikan penjelasan-penjelasan
seksual yang sederhana dan informatif.
Pada tahap selanjutnya dapat dilanjutkan dengan
diskusi-diskusi yag lebih bebas dan dipimpin oleh orang-orang yang bertanggung
jawab dan menguasai bidangnya. Hal penting yang ingin dicapai dengan pendidikan
seks adalah supaya anak ketika sampai pada usia adolescent telah mempunyai
sikap yang tepat dan wajar terhadap seks.
B. Pengobatan
Biasanya anak-anak dengan kebiasaan masturbasi jarang
dibawa ke dokter, kecuali kebiasaan ini sangat berlebihan. Masturbasi
memerlukan pengobatan hanya apabila sudah ada gejala-gejala abnormal, bias
berupa sikap yang tidak tepat dari orang tua yang telah banyak menimbulkan
kecemasan, kegelisahan, ketakutan, perasaan bersalah/dosa, menarik diri atau
adanya gangguan jiwa yang mendasari, seperti gangguan kepriadian neurosa,
perversi maupun psikosa.
A. Farmakoterapi:
1. Pengobatan dengan estrogen (eastration)
Estrogen dapat mengontrol dorongan-dorongan seksual
yang tadinya tidak terkontrol menjadi lebih terkontrol. Arah keinginan seksual
tidak diubah. Diberikan peroral. Efek samping tersering adalah ginecomasti.
2. Pengobatan dengan neuroleptik
a. Phenothizine
Memperkecil dorongan sexual dan mengurangi kecemasan.
Diberikan peroral.
b. Fluphenazine enanthate
Preparat modifikasi Phenothiazine. Dapat mengurangi
dorongan sexual lebih dari dua-pertiga kasus dan efeknya sangat cepat.
Diberikan IM dosis 1cc 25 mg. Efektif untuk jangka waktu 2 pekan.
3. Pengobatan dengan trnsquilizer
Diazepam dan Lorazepam berguna untuk mengurangi
gejala-gejalan kecemasan dan rasa takut. Perlu diberikan secara hati-hati
karena dalam dosis besar dapat menghambat fungsi sexual secara menyeluruh. Pada
umumnya obat-obat neuroleptik dan transquilizer berguna sebagai terapi adjuvant
untuk pendekatan psikologik.
B. Psikoterapi
Psikoterapi pada kebiasaan masturbasi mesti dilakukan
dengan pendekatan yang cukup bijaksana, dapat menerima dengan tenang dan dengan
sikap yang penuh pengertian terhadap keluhan penderita. Menciptakan suasana
dimana penderita dapat menumpahkan semua masalahnya tanpa ditutup-tutupi
merupakan tujuan awal psikoterapi.
Pada penderita yang datang hanya dengan keluhan
masturbasi dan adanya sedikit kecemasan, tindakan yang diperlukan hanyalah
meyakinkan penederita pada kenyataan yag sebenarnya dari masturbasi. Pad
kasus-kasus adolescent, kadang-kadang psikoterapi lebih kompleks dan
memungkinkan dilakukan semacam interview sex education. Psikotherapi dapat pula
dilakukan dengan pendekatan keagamaan dan keyakinan penderita.
C. Hypnoterapi
Self-hypnosis (auto-hypnosis) dapat diterapkan pada
penderita dengan masturbasi kompulsif, yaitu dengan mengekspose pikiran bawah
sadar penderita dengan anjuran-anjuran mencegah masturbasi.
D. Genital Mutilation (Sunnat)
Ini merupakan pendekatan yang tidak lazim dan jarang
dianjurkan secara medis.Pada beberapa daerah dengan kebudayaan tertentu, dengan
tujuan mengurangi/membatasi/meniadakan hasrat seksual seseorang, dilakukan
mutilasi genital dengan model yang beraneka macam.
E. Menikah
Bagi remaja/adolescent yang sudah memiliki kesiapan
untuk menikah dianjurkan untuk menyegerakan menikah untuk menghindari/mencegah
terjadinya kebiasaan masturbasi.


0 komentar:
Posting Komentar